Hari Selasa 18 Maret 2008, nenekku datang kerumahku, Blitar, karena diajak Ibuku pergi rekreasi ke Jogjakarta dengan kelompok guru SMA 1 blitar, yang dilaksanakan pada hari Rabu, tepatnya rabu malam pukul 10.00 PM tanggal 19 maret 2008. Keluargaku boleh ikut karena Ayahku adalah seorang guru di SMA 1 blitar, tepatnya guru Kimia. Aku tidak merasa senang, malah sedih bercampur dengan rasa bingung ingin memilih yang mana, karena pada saat hari yang sama, aku, pengurus OSIS, ditugaskan menata acara Maulud Nabi Muhammad di sekolahku tercinta, SMP 1 Blitar.
Satu hari penuh aku berpikir, berpikir untuk mendapatkan pilihan terbaik. ke Jogja atau menata. Kupikir-pikir, sebenarnya aku memilih pergi ke Jogja, tapi bagaimana tentang urusan menata. Aku tidak rela meninggalkan tugas sebagai pengurus OSIS, karena kesempatan untuk menjadi pengurus OSIS dan bekerja secara maksimal, adalah kesempatan langka. Bahkan tahun depan mungkin aku tidak bisa menjadi pengurus OSIS lagi. Bisa saja aku tidak lolos seleksi menjadi pengurus OSIS. Antara keduanya, ke Jogja dan menata, sama - sama memiliki pengalaman yang beharga, dan mungkin tak akan kudapatkan pengalaman seperti ini di hari esok.
Adzan Maghrib bekumandang, memecah kerumunan burung - burung di pohon nan tinggi mencakar langit. Aku tak mau beranjak dari tempat tidurku. Karena dihadapkan oleh sabuk tua yang marah dan siap untuk mencabik - cabik kulit yang begelantungan di dinding - dinding rumah, aku pun berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Langkahku berat, seakan menggotong selusin peluru meriam yang beratnya puluhan ton. Air di kamar mandi pun sangat dingin, dingin hingga membekukan otak yang sedang bingung memikirkan antara ke Jogja atau menata.
Saat perjalanan menuju masjid, aku terngiang - ngiang suara teman se-pengurus OSIS yang senang bukan kepalang mengangkat dan mendorong salon yang ingin diletakkan di samping panggung yang dibuat untuk acara Idhul Adha, dulu. Shalatku tidak khusyu', gelisah, was - was, takut, gemetar, dicampur aduk hingga seperti makanan bayi yang dicampur dengan muntahnya sendiri. Mengajiku pun tak kalah jelek, tulisan arab di Al-quran seperti semut - semut hitam bejajar rapi yang sedang menunggu diberi serpihan roti yang sudah lembas.
"Alhamdullilah", kata suci itu adalah kata yang sering diucapkan hambaNYA untuk menunjukkan rasa syukur saat mendapat rezeki dan nikmat. Aku pun juga begitu. Entah karena apa, aku lebih memilih ke Jogja ketimbang menata, mungkin karena Shalat dan ngaji yang tak berkualitas yang dilakukan oleh seorang anak kecil ( bukan kecil usia, tapi kecil badan) yang sedang sengsara dan bingung karena pilihan hidupnya.
Bak tikus dikejar kucing, aku berlarian mencari kelengkapanku untuk pergi rekreasi ke Jogjakarta. Aku sangat bangga dengan pilihanku, pilihan yang sangat indah, tapi tak seindah Bunga Sakura yang sedang mekar di musim kemarau.
Kukuruyuuuuk...!!, suara itu tiba, menandakan aku, Ibuku, Ayahku, dan juga Nenekku, harus memasuki bis dan berangkat. Kami, bersama - sama memasuki bis yang menunggu dengan gagah dari tadi. Suara ayam jago tadi itu adalah bunyi alarm jam tanganku yang dibelikan oleh Ibuku dengan seluruh hatinya kepadaku, saat salesman "Sophie Martin" datang ke sekolah tempat Ibuku mengajar, SMP 2 Kademangan,Blitar.
Aku bedo'a lebih dulu dari orang - orang lain, karena yang lain masih berceloteh ria dengan teman sejajarnya. Setelah itu Aku pun tidur lelap hingga fajar menuntunku agar aku terjaga dari tidurku. "Fajar menuntunku", itu menandai bahwa sudah esok pagi, dan sekarang aku dan rombongan dari SMA 1, melakukan Shalat Subuh berjamaah di masjid yang alamatnya tidak ada, tapi pasti sudah di kota Jogjakarta dan terletak pada jalan yang menuju Pantai Parangtritis.
Pembaca yang sedang membaca tulisan ini, kami, crew - crew dari Phytchex meminta maaf sebesar gajah hamil, badannya benjut karena terkena pukulan oleh warga desa dan juga terkena entup lebah, dikarenakan Si Penulis sedang lelah dan tidak dapat menulis lagi karena tidak ada inspirasi dan juga karena imbas dari menggotong selusin peluru meriam yang beratnya puluhan ton, saat berjalan menuju kamar mandi. Sebagai gantinya, Si Penulis memberikan foto - foto kenangan saat ia berada di Jogjakarta. Amin......!!!!?!!.
Tour de Yo'ja
Oleh Muhammad Alfiansyah Pradana